Teman, ternyata ada hal yang patut kita teladani dari dua mahasiswa D3 Teknik Telekomunikasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) IT yang baru saja lulus, yakni Debi Praharadika dan Eko Wahyu Susilo, pasalnya mereka telah berhasil membuat sistem operasi Linux untuk orang buta! Menurut Debi, idenya ini berasal dari ibunya yang bekerja di Sekolah Luar Biasa (SLB) Tunagrahita. Sistem operasi Linux untuk orang buta buatan mereka adalah dalam rangka menyelesaikan tugas akhirnya. Debi dan Eko berencana untuk tidak mengkomersialkan terobosan yang dibuatnya, terutama setelah produk buatan mereka ini dilindungi oleh Genuine Public License (GPL), dan porduk dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat. Menurut Debi dan Eko, sistem operasi Linux yang dipilih untuk tugas akhirnya ini dengan menggunakan Debian, karena menurut mereka Debian dirasa memiliki fitur dan aplikasi yang plaing lengkap. Mereka harus membuat algoritmanya dari nol, bahkan keyboard-nya pun berbeda dari biasanya.
Keyboard yang dipakai menggunakan huruf Braille, dan merupakan hasil pengembangan mereka sendiri. Debi menjelaskan cara kerja Linux adalah dengan mengkomunikasikan hasil ketikan keyboard ke dalam format suara, sehingga jika orang yang buta mengetik naskah dengan keyboard Braille maka akan dihasilkan suara yang sesuai dengan naskah yang diketikkan. Sementara Eko menambahkan untuk database penyimpanan menggunakan Natural Language Processing (NLP) dan Digital Signal Processing (DSP). Menurut mereka, semuanya harus dipotong-potong sesuai dengan bahasa Indonesia, dan harus merekam satu per satu konsonan kemudian menggabungkannya sendiri hingga menjadi sebuah kata. Debi dan Eko berharap, produk ini akan berguna untuk orang yang membutuhkan, terutama untuk kaum tuna netra. Wah, mereka aja bisa, kenapa kita enggak? Ayo..maju terus UNSOED!!!!
(source: www.beritanet.com dengan editing seperlunya)
.jpg)
